DARUBA – Aksi puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Komunitas Bangsaha, Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara di depan Kantor DPRD kembali dibubarkan oleh pihak Kepolisian Resort (Polres) Pulau Morotai, Selasa (16/8).
Amatan zonamalut.id, Aksi Komonitas Bangsaha ini mulai pukul 9.00 WIT, hanya saja tidak bertahan lama karena sudah dibubarkan oleh aparat kepolisian menggunakan Mobil Water Canon dan penembakan Gas Air Mata kepada massa aksi.
Salah satu massa aksi, Renol Forno meminta agar Pemda Morotai harus memperbaiki kebijakan vaksinasi.
“Kami minta Pemda memperbaiki kebijakan vaksinisasi, dalam hal terkait dengan ketidak profesionalnya Tim Satgas dalam melakukan vaksinasi sehingga memberi dampak atau efek samping yang cukup parah terhadap masyarakat yang divaksin,”koar Renol.
”Selain itu, Pemda juga harus menghapus surat vaksin sebagai syarat pengambilan BST,”sambungnya.
Sementara, Ketum Komunitas Bangsaha Fikram Djakaria, mengutuk keras tindakan kepolisian tersebut.
“Saya selaku ketua umum Bangsaha mengecam dan mengutuk keras atas tindakan represif kepolisian dengan membubarkan massa aksi seperti binatang liar yang di sasar dengan gas air mata dan water canon,”tegas Fikram.
Kapolres Pulau Morotai, AKBP. A’an Hardiansyah, Terpisah ketika dikonfirmasi wartawan mengaku, Pada saat apel pagi pukul 08.30 WIT kami sudah melihat disana ada asap yang mengepul yang dibakar didepan Kantor DPRD, dan sebelum dibubarkan. Anggota saya sudah memberikan kesempatan kepada massa aksi untuk membubarkan diri sendiri dengan tertib.
“Sudah sampaikan, sekitar 30 menit diberikan waktu namun mereka masih aksi. Tapi kami diam saja, dan kami ingatkan secara persuasif juga tetapi mereka tetap lakukan aksi, sehingga kami terpaksa membubarkan,”ucap A’an.
A’an bilang, Pembubaran massa aksi tadi itu tidak ada korban, karena laporan dari anggota saya yang mengecek di Puskesmas maupun RSUD itu massa Unras tidak ada yang korban.
“Jadi sebelum disemprot itu kami sudah bagikan plastik untuk membungkus handphone bagi yang punya, dan saya tidak lagi menerima laporan ada pengajuan dari Unras handponenya rusak,”jelasnya.
“Terkait dengan tuntutan masalah perbaikan prosedur vaksinasi, kata A’an, Kita sudah perbaiki dan tidak ada penggorengan apa pun dan informaisi siapa pun terkait dengan meninggalnya yang kemarin ibu Esty,”sambutannya.
Ia menambahkan, Aksi yang dilakukan Komonitas Bangsaha itu terdapat satu siswa SMA Kelas II dan seorang mahasiswa yang kami amankan karena membawa batu.
“Saya bicara fakta saja buktinya ini masih ada satu siswa SMA Kelas II, dan kemungkinan masih ada yang lain,”tuntasnya.
Penulis: Faisal