APMS di Morotai Diduga Jual BBM Subsidi ke Pengecer, Satu Drum Rp 2,2 Juta

Ilustrasi

Penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi jenis Pertalite kembali terjadi di Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara, pada Kamis (03/11).

Dimana, secara diam-diam pihak Agen Premium Minyak Solar (APMS) Bere-bere Kecamatan Morotai Utara diduga melakukan penjualan BBM Pertalite ke pengecer di tiga Desa yakni Desa Tanjung Saleh, Bere-Bere dan Kenari.

Atas tindakan yang dilakukan oleh pihak APMS Bere-bere membuat para aparatur Desa melakukan penyitaan BBM ke masyarakat yang menjual Pertalite.

“Tiga hari yang lalu tepatnya di hari Kamis tanggal 3 November, kami temukan di Depok (Kios) mereka menjual BBM jenis Pertalite, kemudian kami langsung lakukan penyitaan minyak mereka,” ungkap salah satu satu Aparatur Desa Tanjung Saleh kepada wartawan,

Dalam aksi penyitaan, kata Dia, para penjual minyak Pertalite di depok-depok mereka juga mengakui, bahwa dari APMS sendiri yang menjual BBM jenis Pertalite ke mereka, makanya mereka ambil satu drum.

“APMS menjual BBM Pertalite itu bukan hanya di satu pengecer atau depok, tetapi terdapat di tiga titik pengecer Desa yang berbeda yakni Desa Tanjung Saleh, Bere-Bere dan Kenari, masing-masing pengecer mendapatkan 1 drum,” tuturnya

Ia bilang, saat kami melakukan penyitaan minyak itu para pengecer menyampaikan bahwa pihak APMS menjual minyak ke mereka dengan harga 1 drum Rp 2.200.000.

“Kalau perliter dari APMS jual ke pengecer Rp 11.000 rupiah, dan pengecer menjual perliter Rp 15.000 rupiah,” jelasnya

Ia mengaku, saat aksi penyitaan minyak yang dilakukan itu para pengecer juga menyampaikan kepada kami bahwa kalau mau tegur, seharusnya jangan tegur ke mereka (Pengecer).

“Yang harus kalian tegur itu pihak APMS, karena mereka yang menjual BBM jenis Pertalite ke kami,” timpalnya

Sementara itu, Kepala Desa Tanjung Saleh Kecamatan Morotai Utara, Nurman M, ketika dikonfirmasi melalui telepon seluler membenarkan adanya pihak APMS Bere-bere melakukan penjualan minyak ke masyarakat kami, khusus masyarakat penjual minyak.

“Iya benar, ketika kami menerima laporan dari sebagian masyarakat bahwa ada pihak APMS Bere-bere menjual BBM jenis Pertalite di pengecer yang ada di Desa kami,” jelas Nurman, Minggu (06/11).

Setelah mendapat informasi itu, lanjut Nurman, dirinya bersama perangkat desanya langsung turun ke lokasi untuk memastikan laporan itu.

“Saat kami lakukan pengecekan ternyata betul, kami menemukan ada sebagian warga saya menjual minyak Pertalite,” akunya

“Bahkan, penjualan minyak Pertalite ini bukan hanya warga saya, tapi di desa Kenari dan Bere-Bere juga sama. Ada pengecer menjual minyak Pertalite,” sambungnya

Disela-sela penyitaan minyak, Nurman secara tegas menyatakan kepada warganya bahwa BBM jenis Pertalite adalah minyak yang bersubsidi jadi sangat dibutuhkan kesadaran dari semua pihak, baik masyarakat maupun pihak APMS sendiri.

“Jadi, jangan menjadi mafia, karena jangan sampai kalian terlibat lagi dan berhadapan dengan hukum. Itu yang saya sampaikan di masyarakat saya,” tegasnya

Dengan begitu, Nurman meminta kepada Pemda khususnya Dinas Perindagkop harus lebih memperketat pengawasan di APMS maupun SPBU, supaya jangan ada lagi mafia-mafia BBM seperti yang terjadi di APMS Bere-bere.

“Jika hal ini dibiarkan, maka penimbunan BBM atau bahasa kasarnya para mafia akan terus merajalela, dan itu dilakukan oleh pihak-pihak tertentu,” pintahnya

Ia berharap, pengawalan dan pengawasan BBM perlu ditingkat oleh Pemerintah Daerah terhadap pihak APMS dan SPBU.

“Saya harap Disperindagkop lebih tingkatkan pengawasan, sehingga kita tidak lagi kebobolan dalam menertibkan BBM yang bersubsidi itu bisa lolos dan diperjualbelikan di pengecer,” harapnya


Editor: Faisal Kharie

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *