Atasi Kemarahan Warga Atas Kematian Nenek, Anggota TNI-Polri di Morotai lakukan Penjagaan di Km 3

Anggota Polres Morotai saat melakukan penjagaan di kilometer 3 Desa Daruba || Foto: Izan

Puluhan personil TNI-Polri diterjunkan ke kilometer 3 di Dusun RT 09/RW 03 Desa Daruba Kecamatan Morotai Selatan, Pulau Morotai, Maluku Utara, untuk melakukan penjagaan.

Penjagaan yang dilakukan oleh anggota TNI-Polri untuk mengatasi kemarahan warga atas meninggalnya nenek Asi Lesy (80) pada Jumat (17/02) kemarin.

Anggota TNI ketika melakukan penjagaan di kilometer 3 Desa Daruba || Foto: Izan

Amatan zonamalut.id, Jumat (17/03) sekira pukul 23.40 WIT malam, ratusan massa hendak menyerang rumah warga RT 09 Desa Daruba di kilometer 3.

Beruntung dari pihak keamanan cepat membubarkan massa dengan tembakan gas air mata. Sebab, massa dengan spontan diduga melempar bom molotov di rumah warga RT 09 sehingga nyaris terbakar.

Aparat Kepolisian langsung mengambil langkah cepat untuk memadamkan api.

Kabag Ops Polres Morotai, AKP Jamaludin, ketika dikonfirmasi wartawan mengatakan bahwa, kedatangan massa karena diduga ada indikasi dan mungkin tersulut dengan informasi yang berkembang diluar.

“Masa datang disini mau masuk ke dalam kemudian mengambil langka yang anarkis, ya jelas kami dari petugas kepolisian harus menghalau itu,” kata Jamaludin di lokasi kilometer 3, Sabtu (18/02).

Ia bilang, kami melihat masa yang berdatangan ke lokasi itu sudah banyak. Sehingga kita harus tembak gas air mata untuk membubarkan.

“Apalagi sudah ada bunyi yang meletus di situ. Kita tidak bisa harus prediksi yang buruk ini, jangan sampai ada sesuatu ada bom molotov,” cetusnya

Ditanya apakah ada pembakaran rumah warga, Jamaludin mengaku, terdapat bunyi dan ada percikan api, karena itu bom molotov.

“Jadi ketika dibakar di lempar karena tidak mencapai sasaran tertentu terbakar, makanya apinya mati sendiri karena bom itu tidak sampai ke rumah warga,” katanya

Ditanya lagi, apakah warga RT 09 sudah dilakukan evakuasi, kata Jamaludin, warga tidak dievakuasi karena masyarakat di situ juga sudah berkumpul dengan Pendeta.

“Mereka semua sudah menenangkan diri, bahwa di sini sudah ada petugas, karena sudah merasa nyaman mereka juga tidak mau tinggalkan tempat mereka,” tuturnya

Kasus ini, lanjut Jamaludin, sementara masih dalam penyelidikan terus berjalan, jadi kita tunggu sama-sama saja.

“Warga yang menuntut sekarang ini dari sisi hasil visum dan pemeriksaan luar itu juga belum keluar dari dokter sampai sekarang,” terangnya

Menurut Jamaludin, kasus ini masyarakat mau menuntut harus mengetahui penyebab dibalik kematian korban seorang nenek tersebut.

“Satunya jalan harus autopsi, karena penyebab kematian itu diketahui tidak bisa pakai visum luar, harus autopsi. Sehingga nanti ada titik terangnya,” jelasnya

Untuk memastikan itu, tambah Jamaludin, tentunya kita juga melakukan penyelidikan. Sehingga bisa memastikan tanda-tanda apa di sekitar ditempat kejadian itu.

“Kemudian ada informasi apa yang berkembang di masyarakat itu yang akan kita tindaklanjuti,” tandasnya


Editor: Faisal Kharie

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *