Kantor Bahasa Provinsi Maluku Utara bakal merencanakan revitalisasi Bahasa Tobelo di Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara.
“Untuk bahasa Tobelo sesuai dengan target kerja kami, akan dilakukan di pulau morotai untuk direvitalisasi,” ucap Arie Andrasyah Isa, Kepala Kantor Bahasa Malut, Kamis (03/03).
Arie bilang, selain bahasa Tobelo, terdapat juga tiga bahasa yang bakal direvitalisasi di tahun ini sesuai dengan program Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.
“Empat bahasa itu yakni bahasa Ternate, Tobelo, Makean Timur atau Makean Dalam, dan Sula,” terangnya
Alasan pemilihan empat bahasa itu untuk direvitalisasi, kata Arie, karena bahasa-bahasa tersebut hingga kini belum punah dan masih banyak digunakan dalam interaksi masyarakat.
“Itu bahasa yang besar penuturnya. Sesuai dengan rapat kami waktu itu bahasa yang penuturnya masih besar dan belum punah sehingga direvitalisasi agar daya tahannya bisa lama,” jelasnya
“Bahasa yang sudah punah itu penuturnya sudah tidak ada sehingga tidak perlu direvitalisasi. Diprediksi dalam 5 tahun, bahasa yang hampir punah akan hilang penuturnya. Seperti bahasa Bacan misalnya memiliki penutur yang tinggal sedikit,” sambungnya
Ditanya untuk bahasa Galela sendiri, Arie mengaku belum mengetahui.
“Bahasa Galela itu bahasa pendatang. bahasa itu kami belum masukan karena penuturnya masih kami belum tau dengan jelas,” akunya
“Penutur bahasa daerah ini tersebar di beberapa wilayah di Maluku Utara sebanyak 19 bahasa,” tutupnya
Penulis: Faisal Kharie