Berikan Pelayanan Terbaik, Dispar Morotai Latih Pemilik Homestay dan Pondok Wisata

Sekretaris Daerah Pemda Pulau Morotai, F. Revi Dara ketika membuka kegiatan Pelatihan Pengelolaan Usaha Homestay dan Pondok Wisata || Foto: Ical

Dalam rangka meningkatkan pelayanan yang maksimal khususnya Sumber Daya Manusia (SDM) di sektor pariwisata, Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara, kembali menggelar kegiatan Pelatihan Pengelolaan Usaha Homestay dan Pondok Wisata, pada Rabu (26/10).

Kegiatan pelatihan yang berlangsung di D’aloha Resort Jababeka Desa Juanga Kecamatan Morotai Selatan, melibatkan para pelaku usaha homestay dan pondok wisata sebanyak 40 peserta.

Foto bersama peserta kegiatan

Dalam sambutan Pj Bupati Morotai, yang diwakili Sekretaris Daerah, F. Revi Dara, saat membuka acara menyampaikan, pelatihan pengelolaan homestay dan pondok wisata yang dilaksanakan saat ini merupakan bagian dari komitmen Pemerintah Daerah dalam rangka pengembangan SDM disektor pariwisata.

“Pengembangan SDM pariwisata ini bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme pengelola homestay dan pondok wisata dalam memberikan pelayanan yang lebih baik kepada wisatawan,” ucap Sekda.

Sekda bilang, perubahan paradigma dalam pemasaran homestay dan pondok wisata ini tidaklah sulit bagi pelaku usaha. Sebab, infastruktur pendukung utama pemasaran seperti jaringan internet sudah cukup memadai tersedia di morotai.

“Tantangan dan hambatan dalam pengelolaan homestay dan pondok wisata di Pulau Morotai saat ini adalah SDM. Untuk itu, pengelolaan homestay harus memberikan service excellent kepada wisatawan sehingga mampu mempengaruhinya untuk kembali menggunakan jasa yang ditawarkan,” terangnya

“Kegiatan pelatihan ini diharapkan mampu memberikan pemahaman kepada pelaku usaha homestay dan pondok wisata terkait tata kelola yang baik dan benar,” sambungnya

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Pulau Morotai, Kalbi Rasyid mengatakan, tujuan dari kegiatan adalah bagaimana meningkatkan kapasitas dan kompetensi pengelola homestay yang ada di Pulau Morotai, terutama di desa-desa homestay itu sudah ada.

“Jadi, bagaimana kapasitas kompetensi ditingkatkan lewat pelatihan ini,” kata Kalbi.

Ditanya untuk morotai sudah berapa banyak homestay yang disiapkan, kata Kalbi, homestay di Pulau Morotai itu sekitar ada 200 yang tersebar di enam Kecamatan.

“Diantaranya Pulau Rao, Desa Galo-Galo, Desa Kolorai dan disejumlah titik yang ada di Kecamatan Morotai Selatan,” ungkapnya

Untuk homestay ini, lanjut Kalbi, di kelola langsung oleh masyarakat yang punya rumah. Jadi, maksudnya masyarakat yang punya rumah lalu kemudian mereka bikin usaha untuk Desa. Dalam arti bahwa mereka (Masyarakat) punya rumah di jadikan sebagai tempat tinggal.

“Setiap rumah yang dijadikan homestay itu satu atau dua kamar yang disiapkan untuk tamu yang datang dengan fasilitas-fasilitas yang standar. Tapi, modelnya tidak seperti hotel, yang terpentingnya dia bersih dan ada kamar mandinya,” jelasnya

Sementara untuk Pokdarwis, kata Kalbi, mereka punya infrastruktur juga ada yang lain mereka kelola. Olehnya itu, dengan kegiatan pelatihan homestay ini tujuannya adalah pengelolaan SDM yang harus kita tingkatkan.

“Kita harus terus ditingkatkan pelatihan homestay ini, karena kita sadari betul ternyata kita punya pengelola homestay itu masih kurang,” pintahnya

Terpisah, ketua panitia kegiatan, Rusli Ismail, yang juga Kabid Ekonomi dan Kreatif Dispar Morotai saat menyampaikan laporan panitia mengatakan, kegiatan homestay sebagai sektor usaha yang berdampak langsung kepada masyarakat membutuhkan pengelolaan secara profesional, dalam rangka memberikan rasa aman dan nyaman ketika digunakan oleh wisatawan.

“Dispar Pulau Morotai selaku penyelenggara teknis urusan kepariwisataan berkewajiban menyelenggarakan pelatihan pengelolaan homestay dan pondok wisata sebagai bentuk peningkatan kapasitas SDM bagi pemilik homestay dan pondok wisata,” jelas Rusli.

Rusli memaparkan, secara umum tujuan dari pelatihan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan, motivasi dan kompetensi pengelolaan usaha homestay atau pondok wisata agar lebih profesional dan berkualitas dalam memberikan pelayanan kepada wisatawan.

“Maka yang menjadi sasaran yang ingin di capai dalam pelatihan ini yaitu Pertama, pengelolaan homestay mengetahui dan memahami karakteristik pelayanan homestay. Kedua, pengelolaan homestay mengetahui standar pengelolaan homestay dan pondok wisata yang berlaku di indonesia dan dunia. Ketiga, pengelolaan homestay mengetahui dan memahami standar pengelolaan homestay dan pondok wisata yang profesional,” tuturnya

Menurut Rusli, untuk mengefektifkan pelaksanaan pelatihan sekaligus memudahkan peserta dapat memahami sasaran kegiatan, maka kami bagi pelatihan dalam tiga sesi yaitu sesi pertama 50 persen pemaparan materi atau teori, sesi kedua 20 persen diskusi, dan ketiga 30 persen praktek atau kunjungan lapangan.

“Kegiatan pelatihan ini dilaksankan selama tiga hari terhitung mulai hari (Rabu) tanggal 26-28 Oktober 2022, yang diikuti sebanyak 40 orang peserta terdiri dari unsur organisasi, perangkat daerah, praktisi pengusaha akomodasi serta akademisi,” katanya

“Anggaran kegiatan ini dibiayai langsung dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Non fisik Bidang Pelayanan Kepariwisataan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia tahun 2022,” pungkasnya


Editor: Faisal Kharie

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *