Dandim 1514/Morotai, Letkol Arh Masykur Akmal mendampingi kunjungan Kemhan RI dan Dephan AS di Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara, pada Selasa (08/08).
Kedatangan tim Kemhan dan Dephan AS di Morotai dalam rangka repatriasi kerangka jenazah pasukan AS perang dunia ke dua (PD-II).
Rombongan yang berkunjung di Morotai diantaranya, Analis Kebijakan Madya Setditjen Strahan Kemhan, Letkol Pom Mohammad Achyar, Kabiddissaji Pusjarah Mabes TNI, Letkol Laut Najib.
Staf Pusjarah TNI, Mayor Arh Bambang, Bilateral Affairs Officer, U.S. Embassy, Major Bryce Yamamoto, DPAA, Mr. Poul Eric Graversen, DPAA Capt. Patrick James Anderson, Local staff U.S. ODC Ms. Tika Pandanwangi.
Para rombongan saat tiba di Morotai disambut hangat oleh Dandim 1514/Morotai, Letkol Arh Masykur Akmal, PSK Subsiriksa Penyidik, Letda PM Eko Budi, Danunit Intel Kodim 1514/Morotai, Letda Inf Mustafa Patty dan Kabag Protokoler Bapak Hi. Abdul Karim.
Selama rombongan berada di Pulau Morotai didampingi oleh Dandim 1514/Morotai, Letkol Arh Masykur Akmal, Letda Inf Mustafa Patty, Kabag Protokoler Hi. Abdul Karim.
Kemudian mengunjungi sejumlah tempat diantaranya, Kantor Bupati Morotai dan RSUD Ir Seokarno. Guna melaksanakan pengecekan laboratorium untuk mengidentifikasi tulang belulang tentara AS.
Selain itu, para rombongan juga meninjau Patung Nakamura di Desa Dehegila, Museum perang dunia ke dua, Desa Daruba Pantai untuk meninjau makam Tentara AS.
Dan Museum Swadaya milik bapak Muchlis Esso, dilanjutkan peninjauan peninggalan sejarah perang dunia ke dua.
DPAA, Mr. Poul Eric Graversen di sela sela kunjungan menyampaikan, intinya bahwa Defense POW/MIA Accounting Agency (DPAA) adalah lembaga pencari tahanan perang/tentara yang hilang.
Dalam tugas operasi global, untuk mencari menemukan mengidentifikasi tentara Amerika yang belum ditemukan sejak perang dunia ke dua hingga operasi pembebasan Irak.
Staf kami DPAA memiliki 600 staf sipil, dan personil militer dengan beragam latar belakang dan spesialisasi.
“Jadi tim kami terdiri dari arkeolog ahli arsip antropolog, pakar komunikasi, operator lapangan, sejarawan ahli bahasa, ahli logistik, pakar barang bukti, spesialis odontologi, pakar kebijakan, ahli analisis penelitian, personil pendukung ahli strategi dan perencana,” kata Poul.
Sementara itu, Dandim 1514/Morotai Letkol Masykur Akmal dalam audiens dengan para rombongan meminta tim DPAA menjelaskan tujuan kedatangan di Morotai.
Kami mohon agar diperjelas, supaya pihak Kodim 1514/Morotai bisa memahami maksud dan tujuan dari tim.
Sehingga kami bisa membantu dan bekerja sama dengan pihak DPAA U.S Army untuk menjalankan misi atau tujuan dari tim.
“Mengingat baru beberapa hari saya tiba di Morotai dan menjabat sebagai Dandim baru,” tegas Letkol Masykur.
Letkol Masykur juga mengatakan, bahwa Morotai memiliki begitu banyak sejarah yang luar biasa.
Mulai dari destinasi wisata sampai dengan sejarah perang dunia ke dua.
“Sehingga ini patut saya apresiasi dengan kedatangan dari tim DPAA atau U.S Army,” akunya
Mendengar pertanyaan Dandim, Birateral Affairs Officer,U.S Embassy, Mayor Bryce Yamamato menjelaskan, bahwa visi-misi dan nilai-nilai kami bukan hanya ke Morotai.
Tapi dibeberapa negara yang sudah kita kunjungi tentang adanya peninggalan-peninggalan beberapa tentara kami.
“Untuk memberikan kepastian tentang kondisi tentara yang hilang, dalam tugas dari beberapa puluh tahun lalu untuk dikembalikan kepada keluarga mereka dan kepada negara,” jelas Mayor Bryce.
Mayor Bryce mengatakan, satuan kerja kelas dunia yang memenuhi kewajiban bangsa, dengan memaksimalkan jumlah tentara yang harus dipertanggungjawabkan.
Serta memberikan informasi yang tepat waktu dan akurat kepada para keluarga mereka, untuk dimakamkan dengan layak.
“Sebagai mana seperti tentara yang lain, sebagai tanda menghargai dan menghormati jasa mereka,” ungkapnya
Selain itu, kata Mayor Bryce, tujuan kami juga mengembangkan kasus yang kita dapatkan seperti barang bukti, susunan bukti, arkeologi, odontologis, antropologis dan DNA.
Karena pengembangan setiap kasus melibatkan beragam barang bukti yang harus di susun, agar DPAA dapat merangkai cerita tentang tentara atau sekelompok tentara yang hilang.
“Jika memungkinkan melakukan identifikasi,” terangnya
Terpisah, Pj Bupati Pulau Morotai Muhamad Umar Ali menyampaikan, beberapa harapan dari pemerintah daerah kepada pihak atau tim DPAA, untuk membantu membuatkan Monumen Molokay
Karena patung Nakamura sudah ada, sehingga menjadi bukti kerja sama pemerintah daerah dengan pihak DPAA/Army.
“Sehingga menjadi kenangan bagi pemerintah daerah dan tim DPAA/Army,” ucap Umar.
Tak hanya itu, tambah Umar, pemerintah daerah juga berharap agar kerja sama ini bukan hanya tentang bekas-bekas tulang belulang tentara amerika.
Yang sudah gugur di era perang dunia ke dua, tetapi kami juga mau agar tim DPAA/Army ini bisa membantu pemerintah daerah.
Agar membuat semacam latihan-latihan kecil yang melibatkan 20 atau 30 orang di bidang pendidikan.
“Sehingga SDM di Morotai bisa berkembang dan di akui dunia, dan itu bukan hanya di sejarah perang dunia ke dua,” harapnya
Penulis: Rilis
Editor: Faisal Kharie