Dendam Pilkades, Dua Siswa SDN Inpres di Morotai Jadi Korban Tak Naik Kelas

Ilustrasi siswa SD

Nasib Dua Siswa Sekolah Dasar (SD) Negeri Inpres Libano Kecamatan Morotai Jaya, Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara, sangat disayangkan. Pasalnya, kedua siswa itu tidak dinaikkan kelas oleh Kepala Sekolah, Hermina Namotemo.

Tidak naik kelas kedua siswa itu, lantaran Kepsek SDN Inpres Libano masih menyimpan dendam terhadap orang tuanya karena bedah pilihan di Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak kemarin, sehingga kedua siswa pun jadi korban.

Evan Bunga, orang tua siswa korban tidak naik kelas mengaku bahwa, anaknya Sentiana Bunga tidak dinaikan kelas oleh Kepsek, karena dendam di Pilkades.

“Pilkades kemarin berbeda pilihan itu sudah selesai, jadi jangan dikaitkan lagi, karena kemarin kami punya anak terima buku raport itu mereka kase tunggu dengan dendam itu. Katanya dong dendam saya itu sampe mati,” ungkap Evan, kepada wartawan, Kamis (21/07).

Waktu itu, kata Evan, dirinya menyuruh istrinya, Mince mengambil buku raport ke Kepala Sekolah dengan membayar Rp 50 ribu. Lalu Istrinya hendak bertemu dengan Kepsek, dan saat bertemu, Kepsek langsung menyampaikan hasil raport. Bahwa anaknya tidak naik kelas. Dengan alasan, karena dendam tehadap suaminya saat bedah pilihan di Pilkades lalu.

“Ngoni punya anak tara naik kelas. Terus maitua bilang iyo sudah tara apa tong punya anak bodoh berarti kalau sampe tara naik kelas. Tapi Kepsek bilang terada ngoni punya anak itu dia pintar di kelas itu,” katanya

Untuk memastikan itu, Evan pun menanyakan ke wali kelas anaknya, dan wali kelas mengatakan bahwa murid atas nama Sentiana Bunga adalah Murid yang pintar di Kelas 1.

“Jadi hasil koordinasi dengan wali kelas itu, wali kelas bilang murid terpintar ada dua saja di kelas itu,” jelasnya

Evan bilang, masalah anaknya tidak naik kelas itu sudah dipertanyakan kepada Kepsek, dan Kepsek juga mengaku bahwa dendam kepada saya sampai mati.

“Kira-kira kalau sampai 10 tahun berarti saya punya anak tetap di kelas 1 terus,” cetusnya

Atas perbutan Kepsek, Evan langsung melaporkan kepada Kepala Desa Lubano, Desmon Durikasi, untuk ditindaklanjuti ke Dinas.

“Saya bilang pak Kades bagimana ini ngoni punya anak ini bagini, mendengar penjelasan Evan. Kades langsung menelpon Kaur Desa,” tuturnya

Sementara itu, Kepala Desa Libano, Desmon Durikasi, didampingi Kaur Keuangan, Doni Hito, membenarkan adanya masalah tersebut.

“Yang pak Evan sampaikan dia betul, dia (Kepsek) dendam jadi tara kase naik kelas. Itu kepala sekolah bilang bagitu,” jelas Kades.

Kades mengaku, masalah ini sebagai Pemerintah Desa sudah menanyakan ke Kepsek tersebut, dan pengakuan Kepsek itu seperti apa yang disampaikan orang tua murid ke pihak Pemdes.

“Betul, yang bapak Evan sampaikan itu tidak salah, karena Kepsek sampaikan begitu, dan memang dia (Kepsek) dendam di pak Evan, sehingga tidak kase naik kelas anaknya,” akunya

Kades juga mengungkapkan bahwa, tindakan dilakukan oleh Kepsek itu tak hanya satu siswa melainkan ada siswi lainnya juga.

“Kalau yang satu itu siswi kelas 3 atas nama Dea Rajab, itu dalam buku raportnya ditulis naik kelas. Namun setelah dari libur sekolah masuk, anak itu langsung duduk di kelas. Tapi, tiba-tiba wali kelas 4 langsung kase keluar anak itu. Katanya itu hanya salah penulisan,” ungkapnya

Menurut Kades, sebenarnya anak ini tidak naik kelas juga, sehingga saat itu ia diusir dari ruang kelas 4.

“Anak itu pulang, jadi ketika dong punya orang tua suruh besok sekolah dia sudah tidak mau, karena dia macam malu karena awalnya dia diusir dari kelas,” katanya

Masalah kedua siswa ini, lanjut Kades, motifnya sama, sehingga dirinya memerintahkan dua kaur desa untuk mengklarifikasi hal ini, dan kemarin sore orang tua murid ini datang dan buat pengaduan ke Dinas Pendidikan dan saya dampingi mereka.

“Jujur saya sebagai Pemerintah Desa tidak mau ada imbas dari persoalan ini. Alangkah lebih baik kalau disampaikan ke Dinas yang berwewenang, agar bisa memanggil kepala sekolah untuk menyelesaikan masalah ini. jangan sampai bisa terjadi gejolak di sana. Saya tidak mau itu terjadi,” pintahnya

Atas pengaduan itu, kata Kades, bahwa dari Dinas Pendidikan berjanji bakal melakukan pemanggilan terhadap Kepsek.

“Jadi dari Dinas dong janji minggu depan sudah panggil Kepsek untuk diproses masalah ini, karena memang sikap ini kan semacam sudah menggangu mental anak anak,” terangnya

Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Pulau Morotai, Ujang Bagindo membenarkan adanya laporan pengaduan dari pihak orang tua/wali murid.

“Benar ada pengaduan terkait tidak naik kelas,” jelas Ujang.

Untuk itu, lanjut Ujang, pihaknya akan memanggil Kepala Sekolah tersebut untuk diperiksa. Apakah penetapan kenaikan kelas itu sesuai dengan hasil penilaian atau ada unsur lain.

“Kalau setelah dilakukan pemeriksaan nanti dan benar adanya ada unsur lain. Maka kami akan mengambil langkah-langka berupa teguran, pembinaan dan lainnya,” tegasnya


Penulis: Faisal Kharie

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *