Dibangun Sejak 2019, Gedung Pengeringan Jagung di Ratem Belum Difungsikan, Telan Anggaran Miliaran Rupiah

Kondisi gedung pengiringan jagung di Desa Ratem yang terbengkalai || Foto: Istimewa

Gedung pengeringan jagung di Desa Ratem, Kecamatan Jailolo Selatan, Halmahera Barat, Maluku Utara, terbengkalai.

Gedung yang dibangun sejak tahun 2019 itu, tak kunjung difungsikan. Bahkan gedung ini tidak lagi terurus sehingga terlihat kumuh.

Gedung tersebut merupakan bantuan dari Kementerian Desa (Kemendes) untuk membantu petani jagung.

Berdasarkan papan proyek yang tertera, pembangunan gedung tersebut menelan anggaran Rp200 juta dengan volume pekerjaan 8×6 dalam waktu pekerjaan 60 hari. Namun bangunan tersebut tidak didukung sarana prasarana berupa mesin pengeringn jagung.

Sementara data yang dikantongi zonamalut.id menyebutkan, proyek tersebut merupakan bantuan dari Kementerian Desa (Kemendes) dengan pagu anggaran secara keseluruhan mencapai Rp1,4 miliar.

Dari total anggaran miliaran rupiah tersebut, diperuntukan untuk bangunan dan mesin pengering jagung. Namun yang terealiasi hanya bangunannya saja. Proyek tersebut dikerjakan secara swakelola oleh desa setempat.

Seorang pemuda yang meminta namanya tidak dipublish kepada zonamalut.id mengatakan, proyek gedung pengeringan jagung tersebut dibangun sejak September 2019. Menurutnya, proyek tersebut dikerjakan secara swakelola.

“Tapi, sampai sekarang pabrik ini belum juga difungsikan,” katanya, Kamis (24/11)

Ia mengaku, kecewa dengan pemerintah daerah karena terkesan tidak peduli dengan kelangsungan pembangunan tersebut.

Ia kemudian menceritakan, proyek yang dikerjakan secara swakelola oleh desa pun melalui pihak ketiga mulai dari bangunan gedung hingga dijanjikan untuk mendatangkan mesin penggilingan.

“Tapi, faktanya dilapangan hanyalah gedungnya saja, mesin penggilingnya tidak ada. Artinya ini secara tidak langsung masyarakat tidak mendapatkan manfaat apa-apa, terus anggaran sebesar itu dikemanakan,”tegasnya

Dia mengatakan, pihak ketiga yang menangani proyek tersebut merupakan seorang anggota DPRD Halmahera Barat atas nama Helni. Namun dia mengaku, tidak mengetahui perusahaan yang mengerjakan proyek tersebut.

“Lebih jelas nanti pak tanyakan saja ke pihak pelaksana proyek tersebut karena mereka lebih tahu,” tandasnya mengakhiri.


Editor: Zulfikar Saman

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *