DARUBA – Baru-baru ini, Mahasiswa Unipas Morotai dibuat heboh atas pernyataan Rektor Universitas Pasifik (Unipas) Pulau Morotai, Irfan Hi Abd Rahman.
Katanya, Irfan dianggap mengeluarkan pernyataan berbau rasis dengan menyebutkan mahasiswa Unipas adalah orang kampung-kampung, katanya cacian hinaan juga keluar dari mulut Irfan seperti “ngoni bobou matahari”.
Dari pernyataan itu, menjadi ramai di perbincangan di media sosial melalui Facebook salah satunya postingan yang diunggah oleh akun atas nama As’Karl Zain. Dalam postingan tersebut ia menuliskan
“Kami Menolak Rekonsiliasi Dengan Rektor Rasis Yang Bermental Premanisme,”tulis akun As’Karl Zain itu
Kepada sejumlah awak media Irfan meluruskan soal isu tersebut. Menurutnya pernyataan soal rasis yang ditudingkan kepada dirinya merupakan pernyataan yang tidak benar.
“Tidak benar kalau saya bilang yang demo kemarin itu kampong kampong semua, nah itu tidak benar,”katanya
Irfan pun meminta kepada sejumlah mahasiswa Unipas segera mempertanggungjawabkan soal isu
yang saat ini sudah beredar luas di media sosial, sebab dirinya tidak pernah menyebut hal tersebut.
”Saya bisa pastikan itu tidak benar, tinggal saja kalau mereka punya bukti silahkan buktikan, tapi kalau tidak benar mereka harus bertanggungjawab juga,”bantahnya.
Mantan Warek II ini menceritakan sedikit kejadian yang kemudian menjadi masalah diluar. Dimana ketika dirinya bertemu dengan Aljain, salah satu mahasiswa Unipas, ia meminta agar menghentikan aksi demo sangat menggangu aktifitas perkuliahan.
”Hari itu saya bertemu dengan Aljain di depan kampus Lemonade, Saya sampaikan ke dia barenti demo, karena apa yang saya sampaikan pada Audens sebelumnya itu sudah cukup jelas, saya sampaikan ke dia (Aljain) bahwa Abang ini juga bukan dari kampong kampong mana, jadi tara tako juga, hanya Sekilas itu saya sampaikan dan saya minta supaya stop demo karena cukup mengganggu proses belajar mengajar, dan waktu itu juga ada pemboikotan seluruh aktifitas belajar mengajar,”ceritanya.
Bahkan katanya, ia malah memberikan solusi agar masalah anggaran mahasiswa yang dipersoalkan mahasiswa bisa dikonfrontir dengan Pemda Morotai melalui Dinas Pendidikan, sehingga terkait anggaran itu terdapat titik terangnya.
”Jadi saya minta dinas pendidikan diundang untuk memperjelas persoalan anggaran duduk dimana. Apa kuotanya dia terbatas padahal sesungguhnya tidak terbatas juga bisa terjawab, kalau misalnya diundang kita siap hearing bersama,”katanya. Sembari berharap agar DPRD Morotai bisa memfasilitasi soal masalah anggaran Unipas sehingga ada titik terangnya.
Penulis: Ichal
Editor: Zulfikar Saman