Gaji Tak Kunjung Dibayar, Nakes di RSUD Morotai Mogok Kerja

Nakes RSUD Morotai ketika mogok kerja || Foto: Istimewa

Pegawai PPPK RSUD Ir Soekarno Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara, melakukan mogok kerja. Pasalnya, karena  Pemerintah Kabupaten Pulau Morotai hingga kini belum membayar dua bulan gaji.

Pantauan tandaseru.com, mogok 56 tenaga bidan maupun perawat sudah dilakukan sejak Senin (17/12/2024) mulai dari ruang ponek, IGD, ICU, OK, Isolasi, BPJS, radiologi, dan laboratorium.

Mogok ini berdampak fatal terhadap pelayanan pasien. Sebab, tenaga pegawai PNS tidak banyak, karena bidan maupun perawat banyak dari PPPK.

Salah satu perawat PNS di RSUD Ir Soekarno mengaku bahwa, saat rekan-rekan bidan maupun perawat mogok kerja mereka sangat kewalahan menangani pasien.

“Kami kewalahan tangani pasien, karena teman-teman PNS nilainya sedikit, jadi kalau pasien darurat kami saling minta bantu di ruangan lain,” ungkap dia menolak namnya dipublikasi.

Koordinasi aksi yang merupakan pegawai PPPK RSUD Ir Soekarno, Sunardi Idi bersama nakes tetap bersikeras mogok sampai menunggu pembayaran gaji.

“Yang jelas sudah beberapa hari ini tidak ada titik temunya, karena dari pertemuan pertama hinga denga tadi ini di rumah sakit
Sekda menyampaikan bahwa terburuk torang harus menunggu luncuran anggaran di tahun 2025,” ucap Sunardi saat diwawancarai wartawan di RSUD usai pertemuan dengan Sekda Muhammad Umar Ali, Kamis (19/12/2024).

Jadi pada prinsipnya, Kata Sunardi, sebanyak 329 PPPK tetap mendesak Pemda agar membayar gaji dua bulan sebesar Rp 4,4 miliar, jika tidak maka kami tetap mogok kerja.

“Kalau bulan depan (Januari 2025) baru direalisasikan, maka kami akan aktif kembali bekerja setelah tarima gaji” tegasnya.

Sunardi bilang, sebelum mogok pihaknya sudah melayangkan surat ke direktur rumah sakit. Hanya saja, tidak di respon balik.

“Dan apapun yang terjadi torang tetap menerima konsekuensi karena ini soal hak kami, teman-teman PNS juga sudah mengeluh ke kami, karena tenaga terbatas,” timpalnya.

Sementara Direktur RSUD Ir Soekarno, dr Intan Imelda Engelbert Tan mengaku bahwa dengan adanya aksi mogok secara otomatis pelayanannya agak terganggu.

“Kami dari pihak rumah sakit berusaha untuk melakukan trik-trik agar supaya pelayanan itu tetap jalan. Jadi sampai hari ini walaupun ada aksi mogok sudah berjalan tiga hari dan hari ini hari keempat, tapi pelayanan itu tetap berjalan seperti biasa,” akui Intan.

Intan bilang, di Instalasi Gawat Darurat (IGD) tak ada lagi pelayanan. Sebab, kebidanan ikut mogok.

“Sehingga semua pasien kebidanan itu kita langsung terima di ruang kebidanan. Kita tidak terima lagi di IGD sampai ada solusi atas hal ini,” terangnya

“Harapan saya sebagai pimpinan, saya menghimbau kepada teman-teman agar bisa dipertimbangkan kembali, karena kita di rumah sakit harus berpikir secara kemanusiaan,” tandasnya


Penulis: Faisal Kharie

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *