TERNATE – Generasi Muda Himpunan Pelajar Mahasiswa Tepeleo (GEMA-HPMT) merencanakan bakal menggelar symposium kebudayaan dan kedaulatan pangan dengan tema “ancaman dan masa depan masyarakat di kabupaten halmahera tengah”. kegiatan tersebut, dilaksanakan selama dua dimulai pada, Sabtu hinggah Minggu 29 Desember 2019.
Ketua panitia penyelenggara, Nahda Tullana Edy kepada zonamalut di kedai jalamalut media grub (JMG), kelurahan BTN, Ternate Tengah, Kota Ternate Jumat, (27/12) mengatakan, selain kegiatan symposium kebudayaan dan kedaulatan pangan juga dibuka lombah menulis makalah tentang kebudayaan dan kedaulatan pangan yang melibatakan organisasi kampung-kampung (OKK) se-kecamatan patani.
“Kegiatan Ini bertujuan mempertemukan konsep pembangunan berbasis kearifan lokal oleh pemerintah daerah dan generasi muda untuk pertahanan kebudayaan dan kedaulatan pangan dalam sirkulasi perkembangan zaman di kabupaten halmaherah tengah.”katanya
Nahda bilang, ini dilakukan untuk menumbuhkan semangat cinta tanah air menjadikan symposium kearifan lokal dan kedaulatan pangan sebagai upaya pengembangan dan pembinaan pengetahuan generasi muda untuk mewujudkan perencanaan Jangkah panjang dan Output.
“Perkembangan kehidupan manusia di zaman yang serba modern ini semakin menunjukan bahwa pola hidup harus sesuai dengan tuntutan zaman, dimana manusia – manusia di era modern ini telah mengalami krisis loyalitas terhadap keagamaan dan meninggalkan adat dan kebudayaan yang menjadi roh suatu komunitas.”ujarnya
Dijelaskan, dari abad ke abad perubahan peradaban manusia sangat cepat, khususnya Indonesia mulai dari belanda menjajah Indonesia. kebudayaan Indonesia umumnya sudah digeser dan diganti oleh kebudayaan dan gaya barat yang secara busana berpenampilan vulgar.
“Ini adalah salah satu contoh dimana agama dan kebudayaan itu digeser mulai dari segi penampilan sehingga bergeser ke agama, adat istiadat yang menjadi kebiasaan suatu komunitas.”pintahnya
Ditambahkan, Budaya adalah roh kehidupan yang harus dijaga (Jhon Dewey) ini adalah himbauan yang secara etimologis memiliki kekuatan spiritual yang perlu dijaga maka secara terminologis kehidupan ini harus memiliki kebudayaan yang jelas bukan budaya campuran apalagi budaya cangkokan.
“Kabupaten Halmahera Tengah adalah salah satu daerah yang memiliki banyak sejarah yang menurut cerita itu, para Tetua “Pnu Pitel” atau yang kita kenal dengan tiga negeri basudara awalnya dalam ritme perjuangannya adalah menyiarkan nilai-nilai ketauhidan serta adat istiadat yang itu menjadi nilai yang di wariskan oleh bangsa Pnu Pitel (Maba, Patani dan Weda) dan sejarah pahlawan yang sangat banyak, akan tetapi saat ini dengan iringan arus moderenitas manusia Gamrange telah terpolarisasi atau mengalami sekularisasi hingga nilai agama dan adat istiadat tersebut mengalami pergeseran.”pungkasnya