TERNATE — Himpunan Mahasiswa Sipil (HMS) Universitas Muhammadiyah Maluku Utara (UMMU) Ternate, menggelar aksi demonstrasi di depan lantai I Kampus A UMMU Ternate, Kamis, (10/10).
Aksi yang dilakukan puluhan Himpunan Mahasiswa Sipil itu, karena mereka menilai Ketua Prodi Teknik Sipil Susanti ST, M. Eng tidak transparan terkait dengan anggaran praktikum angkatan 2015. Tak hanya itu, Susanti juga dianggap tidak mampu merasionalisasi mekanisme Semester Pendek (SP) dan sertifikat kegiatan di tobololo.
Setelah, menyampaikan berbagai macam tuntutan, pendemo kemudian masuk di dalam kampus dan melakukan pemboikotan ke sejumlah ruangan menggunakan kursi. Sehingga membuat aktivitas belajar mengajar lumpuh.
Kordinator Aksi Julfikri Kodobo dalam orasinya, mendesak Rektor Dr. Syaiful Deni untuk mencopot jabatan Ketua Prodi Teknik Sipil Susanti ST, M. Eng. Karena pada masa jabatannya hanya menambah masalah yang Seharusnya tidak di lakukan.
“Kami memeinta agar birokrasi kampus Rektor serta BPH agar segerah mencopot jabatan ibu Susanti secepat mungkin,”teriak Korlap Julfikri Kodobo dalam orasinya
Menurutnya, Administrasi pengelolaan pengurusan studi akhir, yang sampai saat ini tidak ada kejelasan mengenai pembayaran, dan juga administrasi praktikum, mekanisme semester pendek (SP) Mandet.
“Belajar di beberapa waktu aktif jadwal Perkuliahan, Sertifikat penunjang KP dan proposal yang tidak jelas fungsinya,” tuturnya
Dikatakan, belum lagi kasus pungutan liar (pungli), yang semakin hangat menjadi pembahasan di kalangan mahasiswa sipil, keresahan ini semakin memuncak saat beberapa mahasiswa di perlakukan seolah-olah menjadi bentuk penzoliman oleh ketua prodi kepada mahasiswa.
Adapun pernyataan sikap yang disampaikan oleh HMS mereka mendesak Ketua Program Studi Teknik Sipil untuk mencabut legalitas sertifikat BAP HMS sebagai penunjang Mahasiswa naik ujian KP dan Proposal. Selain itu, mereka meminta untuk menjelaskan terkait dengan anggaran kunjungan mata kuliah rekaya irigasi di Subaim (No Reguler) serta tidak lagi mengancam Mahasiswa, serta mengklarifikasi statement terhadap Mahasiswa yang sifatnya otoriter (Red)