SOFIFI– Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) provinsi Maluku Utara mengekspor kopra putih secara perdana hasil produksi kelompok binaan di Desa Rioribati, Kecamatan Jailolo Selatan, Halmahera Barat, Kamis (15/1).
Kopra putih yang di produksi itu, sebanyak 10 ton dibawah bimbingan PT. Rumah Kelapa Mekarsari untuk diekspor melalui mitra eksportir di Surabaya, Jawa Timur.
Kadisnakertrans provinsi Maluku Utara, Ridwan Hasan dalam sambutannya, menyatakan kegiatan pengolahan kopra putih merupakan salah satu program prioritas Dinas Nakertrans dalam upaya untuk memperluas kesempatan kerja sektor informal pedesaan.
“Sekaligus sebagai jawaban atas permasalahan rendahnya harga kopra di Malut, yang hingga saat ini belum bisa diselesaikan, dan hanya mengikuti mekanisme pasar,”kata Ridwan
Ridwan bilang, jika saat ini harga kopra mulai merangkak naik, itu karena mekanisme pasar yang berlaku, belum merupakan upaya intervensi dari pemerintah daerah, dalam hal ini dinas terkait.
“Kita harus melakukan terobosan untuk dapat mengawal dan mengantisipasi gejolak dan dinamika harga kopra yang cenderung tidak stabil ini, dan untuk itulah Kopra putih menjadi pilihan karena memiliki keunggulan dari sisi harga yang lebih Baik dan yang terpenting dapat menyerap tenaga kerja yang cukup banyak untuk setiap unit usaha,”ucap Ridwan
Diakhir sambutannya, Ridwan berharap pengiriman perdana di tahun 2021 ini menjadi awal yang baik bagi pengembangan unit usaha kopra putih.
“Kopra putih sebagai media penyedia tenaga kerja yang sangat baik bagi Maluku Utara kedepannya,”imbuhnya
Mantan Kepala Dinas Lingkungan Hidup provinsi Malut itu, memberikan apresiasi kepada Komisi II DPRD dibawah pimpinan Ishak Naser, yang sangat antusias dan merespon positif pengembangan kopra putih, dengan mengalokasikan dana pokir.
Sementara itu, Komisi II DPRD provinsi Malut Ishak Naser, saat
menyaksikan langsung progres dan capaian tersebut mengaku, puas, sebab dana pokir yang dipercayakan melalui Disnakertrans dapat termanfaatkan dengan baik serta tepat sasaran.
“Kegiatan-kegiatan yang bersifat pemberdayaan ekonomi dengan teknologi tepat guna yang sederhana seperti ini dapat terus dikembangkan, mengingat potensi buah kelapa dan prospek penyerapan tenaga kerja maka masih sangat membutuhkan ratusan unit-unit seperti yang ada ini,”kata Ishak
Selain aspek produksi, lanjut dia, harus juga diperhatikan aspek tata niaga atau pemasarannya agar adaya kepastian pasar yang dapat menjamin keadilan bagi semua pihak.
“Petani mendapat hasil yang sepadan dengan jerih payahnya dan pedagang atau pembeli mendapat keuntungan yang wajar . Sehingga tercipta iklim usaha yang sehat dan berkemanusiaan,” terangnya
“Yang terpenting, adalah semua upaya ini dapat menjadi solusi pemberdayaan sekaligus menyerap tenaga kerja atau mengurangi pengangguran di daerah,”sambungnya
Terkait hal itu, Dinas Nakertrans bersinergi dengan PT. Rumah Kelapa Mekarsari sebagai Pendamping, Pembina Proses Produksi sekaligus sebagai Oftaker yang menjamin Pasar bagi Hasil Produksi di seluruh unit binaan.
“Kami siap bersinergi dan menularkan alih teknologi tepat guna untuk managamen mutu dan system kerja Kopra putih yang baik agar hasilnya optimal dan hemat,” kata Abdurrahman Duwila Pendamping Kelompok
Sementara itu M. Thaib M. Asyik menambahkan bahwa semua sistem disiapkan dalam bentuk aplikasi, untuk menjawab tantangan era 4.0 dan akan lebih konsen pada kesejahteraan petani kelapa dengan cara yang berkeadilan dan mengupayakan pendanaan melaui jalur jalur yang disediakan pemerintah terutama KUR.
Sebagai informasi, kegiatan Pengolahan Kopra Putih Binaan Dinas Nakertrans ini sendiri tersebar di beberapa titik pengolahan, diantaranya di Tabanga, desa Rioribati, desa Tabadamai, kecamatan Jailolo Selatan, kemudian di desa Lovra, Kao Barat, Halmahera Utara.
Penulis: Tim
Editor: Zulfikar Saman