Pekerjaan pembangunan Bandar Udara Loleo (Bandara Loleo) yang terletak di kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara ternyata tidak dibayai Negara.
Bandara yang menelan anggaran 8 triliun itu dikabarkan akan dibiayai oleh pihak investor secara keseluruhan.
Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Perhubungan, Provinsi Maluku Utara, Armin Zakaria begitu dikonfirmasi zonamalut.id. Ia bilang, pembangunan bandara Loleo Maluku Utara nantinya menggunakan skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).
BACA JUGA:
Temui Menhub, Gubernur AGK Minta Pembangunan Bandara Loleo Dapat Perhatian Penuh
“Jadi skema yang dipakai itu KPBU, jadi nanti yang membangun itu badan usaha atau investor. Itu yang disampaikan Menhub,” kata Armin, Selasa (28/2).
Armin mengatakan, investor yang bakal melakukan pekerjaan bandara Loleo berasal dari negeri tirai bambu, yakni China.
“Kalau dari penyampaian Kemenhub itu dari China,” ungkapnya.
Selain China, investor dalam negeri juga bakal ambil bagian pada proses pelaksanaan pekerjaan bandara Loleo. Rencananya, pembangunan bandara Loleo dibangun berskala internasional.
Bandara Loleo butuh 400 hektar lahan
Lahan yang dibutuhkan untuk pembangunan bandara Loleo adalah 400 hektar, yang terletak di Desa Aketobololo, Tidore Kepulauan. Kata Armin, sementara ini pemerintah masih melakukan upaya pembebasan lahan bandara.
“Sementara ini dalam proses pembebasan lahan bandara. Kalau soal lahan itu menjadi tanggung jawab daerah,” imbuhnya.
Gubernur Maluku Utara, Abdul Gani Kasuba sebelumnya mengatakan, soal optimisme Pemprov Maluku Utara, tentang percepatan pekerjaan pembangunan bandara Loleo yang akan selesai dalam waktu 8 bulan saja.
“Tahun ini nantinya sudah ada pesawat yang terbang lewat bandara Loleo,” kata Abdul Gani Kasuba.
______
Penulis: Tim
Editor: Zulfikar Saman