JAILOLO – Akademisi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Maluku Utara (UMMU) Ternate Dr Helmi Alhadar menilai kegagalan Bupati Petahana Halmahera Barat, Danny Missy untuk melaju ke periode kedua diakibatkan buruknya komunikasi, baik sesama insan pers maupun masyarakat secara umum.
Helmi mengaku, menjelang Pilkada serentak 2020 lalu, terlihat petahana sudah mengalami kebangkrutan politik.
Ia mencontohkan seperti
Wakilnya Ahmad Zakir Mando yang juga ikut mencalonkan diri dari Partai Golkar. Artinya ini menandahkan sudah ada keretekan meskipun Hanura tetap bertahan, tetapi salah satu tokoh politiknya yakni Denny Palar juga ikut mencalonkan diri sebagai Bupati dan itu sangat mempengaruhi.
“Karena pendukung Denny Palar sebelumnya juga bagian dari pendukung Danny Missy pada Pilkada 2015 begitu juga dengan PKB yang mengambil poros baru bersama Gerindra,”kata Helmi saat dikonfirmasi, Kamis (18/2).
Helmi bilang, dalam suasana pandemi COVID-19 kemarin, petahana hobinya sering keluar daerah. Padahal itu sangat mempengaruhi citranya di mata publik.
“Dan kita melihat ketika dia pulang dari Jakarta respon penolakan oleh kelompok-kelompok masyarakat sampai yang terjadi di pelabuhan Jailolo waktu itu sangat heboh di Maluku Utara menjadi opini publik dan itu sangat merugikan karena isu-isu tersebut dalam kondisiĀ menjelang Pilkada serentak itu sangat terasa dan ditambah lagi dengan isu-isu pribadi,”tegasnya
Direktur Lembaga Strategi Komunikasi dan Politik (Leskompol) Maluku Utara ini menilai hubungan Danny Missy dengan insan pers agak renggang.
“Itu sebabnya Danny Missy tidak didukung oleh Pers karena seringkali berkonflik dengan Pers ini juga sebetulnya sangat merugikan dirinya,”lanjutnya
“Jadi itu pentingnya komunikasi politik kalau hubungannya negatif akan mempengaruhi persepsi wartawan terhadap dia,” sambungnya
“Apalagi, sampai wartawan tidak bersimpati terhadapnya secara pribadi maka itu sangat merugikan bagi dirinya,”cetusnya
Padahal, lanjut dia, Danny mestinya membutuhkan wartawan agar bisa mensosialisasikan pikiran-pikiran dan gagasannya maupun aktifitas politik agar diketahui Publik.
“Jadi pada intinya komunikasi Politiknya Danny Missy tidak terlalu berjalan baik terhadap media maupun masyarakat secara umum, merupakan harga yang harus dia bayar dan konsekuensi yang harus diterima,”pungkas Akademisi yang menyelesaikan Gelar Doktor di UNPAD ini
Dia berharap masyarakat Halmahera Barat akan bersatu dengan pemimpin yang baru dan mudah-mudahan lebih baik daripada sebelumnya.
“Tentu harapannya supaya pemimpin yang baru ini belajar dari pemimpin yang lama apa yang bagus tetap dijalankan dan apa yang kurang harus dievaluasi, karena bagaimanapun pemimpin yang baru ini kan punya kepentingan lagi di Pilkada mendatang,”terangnya
Sebab, kata dia, sekarang ini masyarakat sudah sangat kritis, sehingga jsebagai pemimpin tidak boleh meremehkan masyarakat karena masyarakat punya catatan-catatan tersendiri yang nantinya bakal dievaluasi.
“Yang paling terpenting pemimpin yang baru ini bisa bekerja sama dengan media yang lebih baik karena wartawan itu sangat penting untuk membangun koordinasi dan kerja sama sebagai mitra Pemerintahan,”tuturnya
Dia menegaskan dimana-mana pemimpin yang memusuhi wartawan akan sangat merugikan bagi dirinya dan kepemimpinannya.
“Pada akhirnya masyarakat yang mengambil keputusan untuk menjatuhkan pilihannya. Apa yang telah kita lakukan itu akan mnjdi imbalan masyarakat. Salah satu kehebatan dari politisi yang sangat besar adalah kemampuannya dalam mengelola komunikasi politik yang memukau sehingga mampu mnggerakan orang untuk mengikutinya,”tegasnya
Penulis: Zulfikar Saman