Pilwako Ternate, Siapa Penantang Merlisa?

Direktur Lembaga Strategi Komunikasi dan Politik (Leskompol), Helmi Alhadar. Foto: istimewa

TERNATE – Hingga pertengahan Agustus ini belum ada pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Ternate yang benar-benar dipastikan maju bertarung. Selain pasangan Merlisa-Juhdi Taslim yang sudah mengantongi modal 8 kursi, dimana melebihi standar 6 kursi sebagai syarat pencalonan. Bahkan pasangan ini sangat berpotensi besar mendapat rekomendasi dari Partai Golkar yang punya 3 kursi di parlemen.

Direktur Lembaga Strategi Komunikasi dan Politik (Leskompol), Helmi Alhadar menyatakan, hal ini tergambar dari pernyataan Achmad Hatari yang memberi kesempatan kepada pasangan Tauhid-Nursiah untuk mencari 3 kursi sisa sebagai syarat yang diusung NasDem yang mempunyai modal tiga kursi untuk menjadi segenap sebagai syarat pencalonan, padahal disaat yang sama NasDem juga cenderung ke pasangan MHB-Asgar Saleh.

“Dengan begitu, pasangan MHB-Asgar Saleh yang telah memiliki dukungan dari Gerindra dan Hanura yang berjumlah tiga kursi masih belum aman, sehingga kemungkinan MHB-Asgar Saleh harus mengantisipasi dengan bursa melobi partai-partai tersisa yang ada,” kata Helmi melalui siaran pers yang diterima zonamalut, Jumat (14/8).

Kata Helmi, melihat relasi diantara Hi Bur dan Hasan Bay dengan partai-partai yang ada, maka rasanya tidak akan terlalu muda untuk MHB mendapat sokongan dari parpol-parpol tersebut, sehingga perlu kemampuan lobi untuk menarik partai dan tokoh-tokoh parpol yang tersedia.

“Melihat kenyataan ini, maka yang paling baik untuk jumlah kursi maupun tentang aspek etnik maka Abdullah Tahir dari Demokrat yang paling tepat untuk bersedia, mengingat informasi yang berkembang selama ini bahwa pendukung Abdullah agak kecewa dengan Hi Bur yang dekat dengan MHB yang tidak terlalu memberikan peran yang seimbang untuk Abdullah saat menjabat sebagai Wakil Wali Kota tetapi tidak ada yang tidak mungkin dalam politik,” ungkap Helmi

Sementara pasangan Tauhid-Nursiah, lanjut dia, yang masih diberi kesempatan oleh NasDem seharusnya mampu melobi ke Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang masih belum memiliki tokoh yang jelas setelah rekomendasinya ke Yamin Tawari untuk mencari sisa kursi yang ditolak oleh Abdullah Tahir yang punya 4 kursi dari partanya yakni, Demokrat yang ogah menjadi Wakil Yamin Tawari sehingga kans Tauhid-Nursiah mestinya sangat terbuka untuk mendapat sokongan PPP, meskipun dikalangan kaders PPP cukup banyak yang tidak mendukung pasangan ini, begitu pun di kubu NasDem terkesan “tidak” terlalu solid.

“Adapun Iswan Hasyim yang telah ditinggalkan tiga partai pengusungnya dengan menyisahkan satu kursi dari PKS masih memiliki peluang untuk bertarung kalau saja mampu menggaet PKB yang punya modal empat kursi dan melobi perindo yang memiliki satu kursi di parlemen. Namun jika Iswan mampu menarik PKB dan berpasangan dengan Jasri Usman, maka pasangan ini harus bekerja ekstra mengingat Jasri yang dari Halsel kurang memiliki popularitas yang cukup,”ujarnya

Ia bilang, Iswan juga harus bersaing ketat dengan Abdullah Tahir jika menerima pinangan MHB untuk merebut suara di bagian Utara Kota.

“Dengan begitu, realitas 4 pasangan ini bisa jadi akan lebih menguntungkan pasangan Merlisa-Juhdi Taslim karena kemungkinan pemilih dari kalangan etnik-etnik kecil yang ada di Kota Ternate, terutama di bagian tengah kota lebih melihat pasangan ini sebagai representasi dari harapan mereka, apalagi didukung oleh finansial yang kuat,”tuturnya

Helmi mengaku, jika pasangan MHB-Asgar Saleh dipatenkan, maka kemungkinan besar PKB akan dan Demokrat ada peluang berkoalisi dengan menyodorkan calon alternatif sekaligus mengunci peluang calon lainnya untuk bertarung,

“Karena jumlah kursi tidak sudah tidak memungkinkan lagi, dan idealnya mungkin kedua partai ini perlu untuk mempertimbangkan dengan menyodorkan paket Firman Syah-Muhajirin Bailusy yang representasif mewakili dua etnik besar di Kota Ternate dan Makian,”katanya

Di sisi lain sambung Helmi, dari sisi usia, keberagaman Agama di Kota Ternate akan menjadi tingkat keterimaan pasangan tersebut relatif cukup tinggi, paling tidak di kalangan etnik Ternate, mengingat konteks sosial dan politik termasuk faktor psikologi agak menguntungkan posisi mereka jika hanya berhadapan dengan pasangan Merlisa-Juhdi Taslim dan MHB-Asgar Saleh atau Tauhid-Nursiah kalau NasDem dan PPP bersepakat koalisi, karena Maluku Utara termasuk Kota Ternate, faktor etnik sangat diperhitungkan.

“Apalagi tingkat popularitas, aseptablitas dan elektablitas daru Firman-Muhajirin cukup seimbang dan bisa melonjak seketika dari aseptablitas dan elektablitas pasangan lain yang cukup banyak didukung oleh wakilnya, kecuali untuk kalangan aktivis, sehingga pertarungan akan menjadi lebih seimbang untuk semua pasangan,”paparnya

Ia menambhakan, adapun alternatif lainnya kalau Abdullah ngotot sebagai nomor satu, maka yang paling real dengan komposisi yang pas adalah mengajak Muhajirin dari PKB untuk berduet gelangan pertarungan

“Sementara kemungkinan lain yang bisa juga terjadi kalau paket Iswan-Muhajirin atau sebaliknya disodorkan dengan syarat kedua tokoh ini mampu menarik atau memikat mayoritas masyarakat kedua etnik yang mereka wakili dapat melihat sebagai reseprentasi dari masing-masing etnik itu. Alhasil, politik memungkinkan untuk semua kemungkinan bisa terjadi,”sambung Helmi

Helmi bilang, selain komposisi etnik yang menjadi pertimbangan serius, faktor program dan ide-ide cemerlang dari masing-masing kandidat plus keuangan yabg sedikit mendukung akan menjadi modal yang sangat penting.

“Intinya siapapun yang akan diusung bukan masalah, yang pasti masyarakat menanti pasangan penantang Merlisa yang seimbang, biar Pilwako Ternate kali ini menjadi alternatif pilihan-pilihan yang seru dan berkualitas,”tandasnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *