Sub Agen di Morotai Diduga Selundupkan Mita Subsidi 60 Ton

Ilustrasi

Salah satu sub agen Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Minyak Tanah (Mita) subsidi Kecamatan Pulau Rao, Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara, Steven. diduga selundupkan 60 ton Mita milik Desa Saminyamau.

Dugaan penyeludupan BBM milik masyarakat tersebut, lantaran selama dua tahun mulai tahun 2022-2023, Steven tidak pernah melakukan distribusi BBM kepada mereka.

Data yang dikantongi wartawan, jatah Mita di enam Desa Kecamatan Pulau Rao masing masing mendapatkan 2,5 ton perbulan, termasuk Desa Saminyamau.

Namun, sudah dua tahun, masyarakat tidak pernah menikmati Mita subsidi dari pemerintah. Akibanya, banyak warga yang mengeluhkan masalah BBM itu.

Salah satu warga Desa Saminyamau yang enggan namanya disebut kepada wartawan mengaku, bahwa mereka (Torang) so bertahun-tahun tidak pernah nikmati BBM bersubsidi.

Padahal sub agennya itu orang Pulau Rao bernama Steven.

“Kalau di hitung jatah per Desa itu 2,5 ton perbulan, dan dikalikan selama 24 bulan maka ada 60 ton BBM Mita yang tidak diberikan ke Desa Saminyamau,” ungkapnya

Menurut dia, BBM bersubsidi itu berbeda dengan non subsidi, karena subsidi itu bantuan dari pemerintah yang harus disalurkan sesuai dengan aturan, dan mekanisme yang telah ditetapkan.

“Jika ini ada dugaan indikasi pidana, harusnya Polisi dan Jaksa segera usut kasus ini, karena masalah BBM itu punya undang-undang tersendiri dan itu bisa pidana,” katanya

Sementara itu, Kades Saminyamau Mangamis Tarumere ketika dikonfirmasi wartawan membenarkan adanya masalah tersebut, bahwa BBM Mita selama tahun 2022-2023 tidak masuk di desanya.

“Mita kosong, sudah satu tahun lebih ini, pokonya selama 2022 kosong, dan 2023 itu sampai hari ini tidak masuk itu minyak tanah,” jelas Kades.

“Jadi biasanya di ambil di posi-posi, tapi dia pe agen (Steven) Leo-leo menghilang sampe hari ini kita tidak tahu jejaknya kemana,” sambungnya

Ditanya Mita untuk kebutuhan sehari-hari di ambil dari mana, kata Kades, kita beli di eceran dengan harga yang mahal yaitu perliter Rp 12.000 rupiah.

“Di sini dong beli-beli eceran, atau dong pigi Daruba baru beli di sana, karena di sini mahal,” tuturnya

Terpisah, sub agen Mita subsidi Kecamatan Pulau Rao, Steven ketika dikonfirmasi wartawan terkait dugaan tersebut melalui telpon seluler membantah.

Ia bilang, dugaan itu tidak benar. Sebab, Mita tidak tersalur di Desa Saminyamau karena keterlambatan kapal dan cuaca. Bahkan hal ini terjadi bukan hanya sekali tapi sudah berapa kali.

“Selain kapal, jika minyak kita salurkan ke Desa tersebut juga kadang-kadang mereka (Pangkalan) Mita di sana tidak siap, sehingga kami jual ditempat lain,” kata Steven.

“Dua bulan lalu saya ada antar di Desa Leleo Rao, Posi-Posi, tapi sebelum bulan berakhir kalau tidak pengaruh kapal berarti kami sudah distribusi,” sambungnya

Ditanya apakah ada minyak yang masuk, Steven mengaku tidak tahu jika diakhir bulan ini ada minyak yang masuk.

“Saya tidak tahu karena dari pihak kapal tidak konfirmasi ke saya, dan kep kapal yang angkut minyak juga dia punya nomor telpon tidak ada di saya, tapi kalau benar minyak saya ada masuk, maka hari ini juga saya bawah ke pulau rao,” katanya

Ditanya lagi, kalau semalam minyak pak Steven ada yang masuk, ia mengaku tidak tahu lagi.

“Nanti saya cek dulu, dan akan memberikan informasi balik ke wartawan lagi,” tandasnya


Penulis: Tim
Editor: Faisal Kharie

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *