JAILOLO – Warga Desa Moiso, Kecamatan Jailolo Selatan, Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara, memalang pintu utama kantor desa dengan potongan selembar papan dengan tebal 4 cm pada Jumat (30/4) pagi.
Aksi pemalangan ini dilakukan lantaran Kepala Desa dituding tidak transparan dalam pengelolan Dana Desa (DD) tahun 2017 hingga 2020.
Ketua Pemuda Desa Moiso, Sahlan Kader, saat ditemui di kantor desa setempat mengatakan, aksi pemalangan kantor desa ini bentuk kekecewaan warga terhadap kades. Sebab tidak ada kejelasan dalam pengelolaan Dana Desa (DD).
“Terdapat 4 item pekerjaan yang masyarakat menduga ada indikasi penyelewangan anggaran, karena 4 item pekerjaan tersebut hingga saat ini tidak dapat dijelaskan oleh kepala desa,”katanya
Sahlan bilang, warga juga mempertanyakan anggaran 4 item pekerjaan. Anggaran yang dialokasikan dengan ratusan juta tersebut namun kenyataannya dilapangan hampir seluruh tidak dapat terealisasi.
“Seperti, pembangunan sarana Masjid dengan anggaran sebesar Rp. 12.750.000 tidak terealisasi. Kemudian pembangunan saluran dranise tahun 2016 dengan anggaran sebesar Rp. 256.960.000, dikerjakan tidak sesuai Rencana Anggaran Biaya (RAB). Dalam RAB tersebut pekerjaannya 500 meter namun kenyataannya dilapangan dikerjakan hanya 400 meter.
“Selain itu, penguatan kelembagaan PKK tahun 2018 anggaran 12.925.000 tidak terealisasi dan pengadaan obat rumput dengan anggaran Rp.82.200.000 pada tahun 2020 sampai sekarang tidak terealisasi,”sambungnya
Warga, kata Sahlan pun mendesak Pemerintah Kabupaten Halmahera Barat untuk bisa turun melihat persoalan tersebut.
“Kami tentunya meminta kepada Bupati, Kepala Kejaksaan, Kapolres dan Ketua dan anggota DPRD Kabupaten Halmahera Barat agar segera memeriksa keuangan desa untuk melakukan langkah hukum,”tegasnya
Kepala Desa Moiso, Idris Gula saat dihubungi zonamalu.id melalui sambungan telepon selulernya membantah adanya indikasi penyelewengan anggaran desa tersebut.
Ia menjelaskan soal pengadaan obat rumput di tahun ini katanya sebagian barangnya sudah tiba di Ternate sebanyak 250 botol obat, yang di datangkan langsung oleh supplier.
“Jadi sebagian barangnya sudah ada di Ternate, sisanya tanggal 10 baru supplier selesaikan karena sudah ada surat pernyataan dari yang bersangkutan ke saya, semisalnya kalau lewat tanggal 10 dan 11 maka dia (supplier) siap kmbalikan dana belanjanya ke saya, tetapi saya akan segera ke Ternate untuk suruh dia (supplier) antar yang ada dulu,”singkatnya.
Penulis: Zulfikar Saman